Bisu memukulnya dalam
untaian kesumat
Berkali buncah ini
meronta ke permukaan, saat itu pula pintu racun pun menemukan gemboknya
Berulang, terus
berulang seperti itu
Tak ada yang mau
Apa lagi peduli
Hanya kepala yang
mampu sedikit mendongak di atas dua lutut yang tampak hitam
Ia lihat dunia
Dan matanya pun
sembab