Kamis, 09 Januari 2020

Kali Kedua



Pengalaman pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda. Jargon tersebut tentu masih akrab di telinga sebagian orang terutama yang masa kecil, remaja, dan dewasa hidup di tahun 90-an. Waw...! Sudah begitu lama ya ternyata. Usia ini ternyata sudah tidak bisa dikatakan muda lagi. Sudah beranak pinak dan bahkan telah melahirkan bertingkat generasi dari para anak didik. Namun usia tak jadi halangan untuk berlatih dan berkarya. Apalagi bersinergi dengan para anak muda. Hal ini justru jadi suluh tersendiri selama tantangan ini dijalani.
Perkenalan pertama berlabuh di bulan Novembr 2019. Sebuah ajang yang memberikan angin dan suasana baru dalam dunia literasi. Di sela-sela kesibukan yang sangat padat saat itu, di tengah laporan kinerja selama setahun yang harus rampung, laporan wilayah seprovinsi yang harus kelar, bahan bimbingan dengan promotor, tertumpuk di bulan itu. Awalnya hanya sekedar untuk refereshing. Usaha mengalihkan perhatian dari tulisan berat ke tulisan ringan, tanpa konsentrasi tinggi yang begitu ketat. Berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa semua bisa dilalui dengan selamat.
Perjalanan yang dilalui bersama coach Rezky dan kawan-kawan memberikan pengalaman tersendiri yang mengesankan. Interaksi dengan para member squad dan empire berjalan penuh kekeluargaan dan sangat akrab. Metode, strategi, dan teknik penyelenggaraan kegiatan ini memberikan kesan positif yang melekat. Hal ini yang bisa jadi candu bagi para penggemar literasi dan pemburu waktu tenggat. Betapa tidak, pemberian tenggat menjadikan para petualang memiliki tantangan yang harus ditaklukkan, dan di sini tempatnya.
Permulaan yang baik akan memberikan kesan positif. Ha! Inilah yang membuat hati ingin terjun kembali ke samudera kalimat tanpa batas. Ketagihan yang mampu memaksa mata untuk tetap terjaga. Keranjingan yang membutuhkan suatu kreasi, dan kegilaan pada peningkatan kualitas tulisan. Semua dijalani tuntas 30 hari, walau di kali kedua ini kreativitas menulis dituntut melahirkan wajah yang baru. Kendala yang dihadapi lebih karena lalu lintas kata di dalam benak seakan menemukan jalan buntu. Kegiatan harian di sepanjang kali kedua ini menyuguhkan lelah fisik yang berimbas pada kebuntuan ide menulis. Namun, hal tersebut bisa diatasi dengan berbagai cara. Umpan balik dari coach dan para member, semangat yang selalu diletupkan guardian merupakan dua energi yang luar biasa sehingga tahapan bisa diselesaikan.
Persembahan yang besar buat hidup bisa melalui jilid 21 ini. Masih berpikir untuk melanjutkan ke jilid berikutnya, namun pertimbangan kondisi menjadi faktor utama untuk memutuskan hal tersebut. Langkah ini dilakukan untuk memberi kesempatan otak fokus pada satu titik saja. Jika memungkinkan untuk berlanjut, maka pilihan yang lain akan menjadi bahan pertimbangan. Terima kasih yang tak terkira bagi para pemantik semangat di jilid ini. Semoga semua yang diupayakan merupakan pengejewantahan dari kata hikmah, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

#30dwcjilid21
#30dwcjilid21squad6
#finalchallengejilid21

Rabu, 08 Januari 2020

Takut Menyesal


Terkadang manusia terjerembab dengan kata nanti dan biarkanlah. Padahal dua kata itu bisa memunculkan rasa yang sukar untuk diobati, yaitu penyesalan. Mestinya segala sesuatu itu, besar kecil, berat ringan, haruslah ditepati sesuai ketentuan. Jika harus melakukan tugas dan menyelesaikan di saat yang telah ditentukan, maka lakukanlah! Mesti tak jarang rasa enggan, malas, dan bad mood datang menghampiri.

Malas, enggan, dan bad mood, menjadi alasan menunda dan mengabaikan sesuatu. Kemalasan menjadi faktor pertama yang akan dibahas,  karena selain ia merupakan perbuatan jelak, hal ini pun terlarang dalam agama. Apa pun itu faktor penyebab malas muncul hal itu tidak boleh menjadi alasan menunda dan mengabaikan sesuatu yang harus ditunaikan. 

Enggan merupakan hal yang penolakan terhadap sesuatu. Tidak ingin melakukan suatu hal merupakan indikator perilaku ini. Biasanya pelaku yang enggan melakukan sesuatu memiliki alasan tertentu untuk menghindar dari objek yang harus ditunaikan. Bukan karena suatu hal yang menghalanginya untuk berbuat namun memang rasa tidak mau saja yang muncul.

Lain lagi dengan mood. Menurut www.olvista.com, mood adalah keadaan emosional yang bersifat sementara, bisa beberapa menit sampai beberapa minggu. Mood biasanya memiliki nilai kualitas positif atau negatif. Dengan kata lain, orang hampir selalu membicarakan salah satu dari kualitas mood yaitu mood baik (good mood) atau mood buruk (bad mood). 

Perbedaan dari ketiga sifat di atas, bahwa malas bisa jadi sifat yang melekat pada kepribadian, sedangkan enggan dan mood sifatnya sementara saja, ia akan sirna kembali saat situasi dan kondisi memungkinkan. Benang merah ketiga istilah kondisi ini dengan sebuah asa adalah bentuk dari penundaan sesuatu bisa menimbulkan penyesalan bagi si pelaku.

Betapa tidak, saat seseorang memiliki asa yang ingin digapai, namun ketiga hal tersebut muncul serta sangat ditolerir keberadaannya, maka yang terjadi adalah penundaan asa menjadi nyata akan terhambat. Padahal pencapaian sebuah asa itu membutuhkan faktor penunjang lain dari sekedar keinginan mewujudkannya. Jika hak ini terjadi maka titik penyesalan akan muncul dan itu sulit dicari penawarnya.

Jika merenung mengenai perwujudan gapaian asa, maka yang ada di dalam benak adalah uapaya untuk memunculkan rasa takut menyesal. Bayangkan, saat malas, enggan, atau bad mood melanda lalu berpikir kalau hal tersebut dituruti apakah akan berakibat buruk nantinya? Atau kalau hal tersebut dibiarkan tanpa dicarikan jalan keluarnya, terpikirkah bahwa penyesalan akan muncul setelahnya?

Penyesalan memang selalu datang di saat akhir. Untuk menghindari penyesalan tersebut, pasanglah tameng takut menyesal agar selalu bersegera dan maksimal dalam mengerjakan sesuatu. Kunci ini bisa dijadikan motivasi agar perjalanan kehidupan ini tidak membuahkan rasa sesal yang tak berkesudahan. Namun kenyataan yang ada manusia sering kali lalai. Alih-alih takut menyesal di kemudian, malah membuat alasan tersendiri yang kelak alasan itu tak akan berguna sama sekali. 

Takutlah pada penyesalan! Hindari praktik-praktik yang akan menimbulkan rasa sakit ini! Berjuanglah untuk senantiasa menjalankan apa pun yang harus dilakoni! Kuatkan diri bahwa apa yang dilakukan akan sengat bermanfaat di kemudian hari! Cari solusi yang benar saat malas, enggan, dan bad mood melanda! Percayalah dengan hal tersebut seluruh asa yang diimpikan akan tergapai tanpa ada kata sesal terselip dalam proses perwujudannya! Semoga.


#30DWCDay29
#30DWCJilid21
#30DWCJilid21Squad6
@30PejuangDWC
#akarmenulis