Kamis, 07 Mei 2020

Tipe Orang Munafik



Setelah mengetahui beberapa tipu daya orang Munafik, kita sebagai kaum Muslimin harus memiliki strategi untuk menghadang mereka. Allah sudah mewasitakan hal tersebut di surat Ali Imran ayat 102-103.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ (102) وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ وَٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

Disebutkan dalam dua ayat ini pilar yang bisa dibangun dan dijadikan penyangga kokoh umat. Pllar pertama adalah iman dan takwa, yang kedua adalah pilar ukhuwwah Islamiyyah.
Takwa adalah hak Allah yang harus dibawa sampai ajal menjemput. Ia merupakan kekuatan batin orang Mukmin dalam bergerak. Kekuatan yang bisa membedakan sifat para penghuni surga dan neraka, tanpa takwa tentu gelar dan julukan Mukmin dan Muslim tak akan tersemat, karena takwalah kaum Muslimin dan Mukminin menemukan jalan dan cara menjalani hidup. Karena dalam takwa ada pengendalian untuk selalu berada di jalan Allah dalam rel kebenaran dengan mengikuti arah perintah-Nya. 

Hal ini yang Allah wasiatkan kepada orang beriman agar membawa iman takwa sampai akhir hayat. Menjadi muslim saat ajal menjemput. Itu yang Allah harapkan dari hamba-Nya kaum Mukminin. Yang diseru adalah orang Mukmin, yaa ayyuhal ladziina aamanuu, berpesan untuk takwa dengan sebenar-benar takwa, lalu berpesan agar akhir hayat dalam keadaan Muslim, wa laa tamuutunna illa wa antum muslimuun, laa tamuutunna, fiil nahyi ini, kata kerja larangan ini, diimbuhi dengan nun taukid di belakangnya, menandakan bahwa Allah benar-benar meminta kesungguhan kita untuk menjaga ketakwaan agar wafat dalam keadaan berserah diri pada-Nya.

Indikator sebenar-benar takwa ada di surat al-Baqarah 208, udkhuluu fis silmi kaaffah wa laa tattabi’uu khuthuwaatisy syaithan, ini salah satunya walau pun ada banyak definisi takwa yang lain, apa arti ayat itu, masuklah ke dalam Islam secata total, tak ada tapi-tapi, tak ada pilih-pilih, wa laa tattabi’u khuthuwaatisy syaitahan innahuu lakum aduwwun mubiin, janganlah kalian mengikuti langkah syaithan, sesungguhnya ia musuh yang nyata. Jelas takwa adalah mengikuti seluruh ketentuan Allah dan menghindarkan diri dari ajakan-ajakan setan.

Pilar kedua adalah ukhuwwah islamiyyah, persaudaraan karena Allah, jika iman telah tertancap dalam diri kaum Mukmin, maka ia akan memandang saudaranya seperti dirinya sendiri, ini hal yang otomatis, tak ada setingan. Contoh sejarah peristiwa hijrah kaum anshar dan muhajirin, atau aksi bela islam di tanah air, betapa rasa ukhuwwah itu bisa melamapaui batas-batas yang selama ini bisa jadi berjarak, usia, turunan, kedudukan, status, dan lain sebagainya. Dengan iman persaudaraan ini akan terlihat indah. Orang beriman tak akan ragu membantu, tak kan pernah banyak berhitung, kecuali hitungan akhirat ya, mereka rela otomatis bergabung, bahu membahu dalam segala hal. Perkara inilah sebetulnya yang dibutuhkan sekarang ini. Betapa peperangan yang dilancarkan musuh kepada pihak kaum Muslimin bisa dihadang dan diserang dengan dua pilar ini, namun ternyata mereka pun jeli, maka diporakporandakanlah barisan kaum Muslimin dengan berbagai cara,

Allah menggambarkan persaudaraan yang indah ini dengan menuturkan dalam ayat, fa allafa baina quluubikum, bukan, fa allafa bainakum, ada hati di sana, qulub tadi, , jika sudah berbicara dengan hati segala sesuatu yang menghalanginya pasti ambyar, mengapa? Karena hati adalah sumber dan inspirasi kebenaran. Berbicara dengan hati itu beda, begitu pun ketika Allah mendekatkan, menjalin, rasa persaudaraaan ini dengan hati, niscaya ia akan bernilai dan menemukan kelasnya serta berada pada bejana keabadian. Begitulah Allah menjelaskan pada kita untuk bisa membangun dan menegakkan iman takwa dan ukhuwwah menjadi sebuah pola dan strategi dalam menghadapi masalah apa pun termasuk berhadapan dengan musuh-musuh Islam.

Pesan Allah kokohkan ketakwaan dan jalin erat persaudaraan, niscaya kita bisa menghadapi rintangan yang ada. Teriring doa semoga Allah kuatkan ikatan ini di atas fondasi iman dan takwa agar kelak kita menjumpai Allah dalam keadaan berserah diri.

Sifat dan Hakikat Tobat



Surat al-Nisaa’: 17-18

إِنَّمَا ٱلتَّوْبَةُ عَلَى ٱللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلسُّوٓءَ بِجَهَٰلَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِن قَرِيبٍ فَأُو۟لَٰٓئِكَ يَتُوبُ ٱللَّهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

"Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

Masalah tobat telah dituntunkan oleh Allah pada surat ali Imran ayat 135

وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا۟ فَٰحِشَةً أَوْ ظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا۟ ٱللَّهَ فَٱسْتَغْفَرُوا۟ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلُوا۟ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

“Dan  juga orang-orang yang apabila mnegerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan allah, lalu memohon ampun untuk dosa-dosa mereka.”

Islam tidak menutup pintu bagi laki-laki dan perempuan yang berdosa. Tidak ada aturan pula untuk mengusir para pendosa dari lingkungan masyarakatnya. Tidak mengucilkan mereka atau pun memarjinalkan mereka. Islam dengan rahmatan lil alamin, membentangkan jalan yang seluas-luasnya bagi mereka yang telah berbuat dosa untuk kembali ke jalan Allah dengan bertobat. Sesungguhnya tobat yang diterima oleh Allah dn memiliki keutamaan sehingga Allah memastikan diri-Nya menerima tobat ialah tobat yang lahir lubuk hati yang paling dalam. Hati yang berguncang, serta lemah mengingat akan dosa dan kesalahan yang diperbuat lalu ia bangkit sekuat mungkin, berlari sekencang-kencangnya, dan menangis penuh rintih. Teringat akan dosa dan kesalahan yang telah diperbuat lalu bergetar yang getarannya memiliki kekuatan untuk berubah menjadi lebih baik. Menanamkan keinginan yang sungguh-sungguh untuk menjalani hidup yang baru melepas dan meninggalkan nista yang telah menempel bahkan berjelaga dalam diri. Rela membuang semua kenikmatan semua yang berbalut dosa bersimpuh mengharap ampunan dari Allah swt. 

Bila menilik an-Nisaa' ayat 17 ini bahwa yang dikatakan bahwa tobat bagi Allah itu adalah orang yang mengerjakan kejelekan karena jahalah, kebodohan, jahalah di sini adalah kesesatan dari petunjuk yang Allah berikan. Sesat di sini, membelok arah dari ketetapan Allah yang ditentukan jauh maupun dekat, dalam atau pun dangkal. Yang hanya nyenggol saja nyolek-nyolek saja atau bahkan lebih lekat atau lebih berat daripada itu. Dengan Mahakasih dan sayang Allah di muka bumi ini, semua mendapatkan rahmat, mendapatkan kesempatan yang sama untuk bertobat, sabelum ajalnya sampai di pintu gerbang sakaratul maut.

Tobat yang masuk kriteria Allah swt yang akan mendapatkan ampunan adalah tobat yang dengan sesungguhnya penuh dengan penyesalan seperti yang digambarkan tadi, tobat yang berani dan siap memutar balik arah 360 derajat, total. Dengan catatan tobatnya itu diiringi dengan berbagai amal shalih untuk menghapuskan dosa dan kesalahan terdahulu. Namun ingat ada pertobatan yang tak akan dilirik oleh Allah. Tobat itu adalah tobat yang tidak bersungguh hati untuk merubah dirinya menjadi lebih baik. Tobat ini hanyalah keputusasaan semata karena tidak bisa lagi berbuat kesenangan yang tidak sesuai dengan ajaran Allah. Tobat yang penuh kepura-puraan hanya untuk tujuan dan kepentingan tertentu dan tidak niatan untuk mengubah diri dan kehidupannya dari kebiasaan buruk dan alam masa lalunya. Tobat yang dipertontonkan untuk meyakinkan semua orang bahwa dirinya mau berubah, namun tidak untuk Allah, melainkan untuk rida manusia semata. Itulah tobat yang tak akan diterima oleh Allah. 

Adakah orang yang semacam itu, banyak sekali, lihat di lingkungan kita saja, di orang yang dekat bergaul denga kita, mohon maaf bukan maksud menilai, namun itu cerminan bagi diri kita, agar tidak melakukan hal-hal yang memang tidak akan mendatangkan rahmat Allah. Mengaca bercermin dari orang lain sedia media belajar bagi kita untuk tidak meniru hal-hal yang tidak baik menurut tuntunan Allah dan Rasul-Nya. 

Perkara yang perlu diingat bahwa Allah tidak membutuhkan tobat para hamba-Nya. Pertobatan kita kepada Allah, adalah untuk diri kita sendiri. Allah memberi kesempatan seluas mungkin bagi hamba-Nya untuk bertobat, sampai hayat masih di kandung badan. Hamba-hamba yang tak mau bertobat, yang tak punya getaran hati yang mau berubah menjadi lebih baik sesuai tuntunan-Nya adalah hamba-hamba yang sungguh sombong. Mengapa tidak, rahmat Allah itu seluas jagat raya, amal kita spertrilyun dari setetes air saja pun tidak, masih saja Allah berharap melihat hamba-Nya berpasrah diri untuk menjadi lebih baik dengan amal shalih yang diperbuat dan diamalkan. Yuk, jangan sia-siakan kesempatan emas hidup kita, masih ada nafas dalam diri, masih ada ruh dalam jiwa, masih ada hidup dalam raga, kesempatan bertobat selalu terbuka. 

Bertobat dari kesalahan dan dosa yang mungkin hanya nyenggol-nyenggol dikit, apalagi naudzubillah dosa yang diperbuat disertai “kesadaran” dalam tanda kutip, berbohong itu dosa, ngomongin jeleknya orang itu dosa, nyinyir julid pun dosa, nah dari dosa kecil-kecil itulah yuk, perbaiki diri dengan nempel-nempelin bolongan dosa-dosa itu dengan tambalan amal shalih yang seimbang. Tobat sederhana bisa dilakukan dengan nistighfar setiap saat setiap waktu, mumpung kesempatan banyak di rumah kesempatan baik untuk mengurangi dosa-dosa kecil tadi, jangan jadi malah mengalihkan ke WA ke medsos sehingga jadi dosa online, tahan ya, karena balasan dosa tetap datang dari Allah dan tak kan bisa didonlod, maaf.