Setelah
mengetahui beberapa tipu daya orang Munafik, kita sebagai kaum Muslimin harus
memiliki strategi untuk menghadang mereka. Allah sudah mewasitakan hal tersebut
di surat Ali Imran ayat 102-103.
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا
وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ (102) وَٱعْتَصِمُوا۟
بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ وَٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ
إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم
بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ
فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ ءَايَٰتِهِۦ
لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat
Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang
yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
Disebutkan
dalam dua ayat ini pilar yang bisa dibangun dan dijadikan penyangga kokoh umat.
Pllar pertama adalah iman dan takwa, yang kedua adalah pilar ukhuwwah
Islamiyyah.
Takwa
adalah hak Allah yang harus dibawa sampai ajal menjemput. Ia merupakan kekuatan
batin orang Mukmin dalam bergerak. Kekuatan yang bisa membedakan sifat para
penghuni surga dan neraka, tanpa takwa tentu gelar dan julukan Mukmin dan
Muslim tak akan tersemat, karena takwalah kaum Muslimin dan Mukminin menemukan
jalan dan cara menjalani hidup. Karena dalam takwa ada pengendalian untuk selalu
berada di jalan Allah dalam rel kebenaran dengan mengikuti arah perintah-Nya.
Hal
ini yang Allah wasiatkan kepada orang beriman agar membawa iman takwa sampai
akhir hayat. Menjadi muslim saat ajal menjemput. Itu yang Allah harapkan dari
hamba-Nya kaum Mukminin. Yang diseru adalah orang Mukmin, yaa ayyuhal
ladziina aamanuu, berpesan untuk takwa dengan sebenar-benar takwa, lalu
berpesan agar akhir hayat dalam keadaan Muslim, wa laa tamuutunna illa wa
antum muslimuun, laa tamuutunna, fiil nahyi ini, kata kerja
larangan ini, diimbuhi dengan nun taukid di belakangnya, menandakan
bahwa Allah benar-benar meminta kesungguhan kita untuk menjaga ketakwaan agar
wafat dalam keadaan berserah diri pada-Nya.
Indikator
sebenar-benar takwa ada di surat al-Baqarah 208, udkhuluu fis silmi kaaffah
wa laa tattabi’uu khuthuwaatisy syaithan, ini salah satunya walau pun ada
banyak definisi takwa yang lain, apa arti ayat itu, masuklah ke dalam Islam
secata total, tak ada tapi-tapi, tak ada pilih-pilih, wa laa tattabi’u
khuthuwaatisy syaitahan innahuu lakum aduwwun mubiin, janganlah kalian
mengikuti langkah syaithan, sesungguhnya ia musuh yang nyata. Jelas takwa
adalah mengikuti seluruh ketentuan Allah dan menghindarkan diri dari
ajakan-ajakan setan.
Pilar
kedua adalah ukhuwwah islamiyyah, persaudaraan karena Allah, jika iman telah
tertancap dalam diri kaum Mukmin, maka ia akan memandang saudaranya seperti
dirinya sendiri, ini hal yang otomatis, tak ada setingan. Contoh sejarah
peristiwa hijrah kaum anshar dan muhajirin, atau aksi bela islam di tanah air,
betapa rasa ukhuwwah itu bisa melamapaui batas-batas yang selama ini bisa jadi
berjarak, usia, turunan, kedudukan, status, dan lain sebagainya. Dengan iman
persaudaraan ini akan terlihat indah. Orang beriman tak akan ragu membantu, tak
kan pernah banyak berhitung, kecuali hitungan akhirat ya, mereka rela otomatis
bergabung, bahu membahu dalam segala hal. Perkara inilah sebetulnya yang
dibutuhkan sekarang ini. Betapa peperangan yang dilancarkan musuh kepada pihak
kaum Muslimin bisa dihadang dan diserang dengan dua pilar ini, namun ternyata
mereka pun jeli, maka diporakporandakanlah barisan kaum Muslimin dengan
berbagai cara,
Allah
menggambarkan persaudaraan yang indah ini dengan menuturkan dalam ayat, fa allafa
baina quluubikum, bukan, fa allafa bainakum, ada hati di sana, qulub
tadi, , jika sudah berbicara dengan hati segala sesuatu yang menghalanginya
pasti ambyar, mengapa? Karena hati adalah sumber dan inspirasi kebenaran.
Berbicara dengan hati itu beda, begitu pun ketika Allah mendekatkan, menjalin,
rasa persaudaraaan ini dengan hati, niscaya ia akan bernilai dan menemukan
kelasnya serta berada pada bejana keabadian. Begitulah Allah menjelaskan pada
kita untuk bisa membangun dan menegakkan iman takwa dan ukhuwwah menjadi sebuah
pola dan strategi dalam menghadapi masalah apa pun termasuk berhadapan dengan
musuh-musuh Islam.
Pesan
Allah kokohkan ketakwaan dan jalin erat persaudaraan, niscaya kita bisa
menghadapi rintangan yang ada. Teriring doa semoga Allah kuatkan ikatan ini di
atas fondasi iman dan takwa agar kelak kita menjumpai Allah dalam keadaan
berserah diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar