Jumat, 01 Januari 2016

Alun-alun, Sebelum Hujan Turun

Padahal ku tahu 
masih banyak mungkin untuk mendorongnya berlalu
di jalan depan rumahku

Sepertinya hal itu tak akan pernah jadi catatan buku
saat itu, waktu itu, tanggal, dan menit itu

Bila tidak karena cinta
bila tidak karena suatu rasa hormat
bila tidak karena suara yang memelas
enggan rasa ayunkan langkah
demi Rabb Yang Maha Membalas
tuntun hamba tuk jadi seorang yang selalu berbaik sangka

Tak mudah memang
tapi harus dilakukan
butuh segunung persiapan
untuk sebuah pertemuan yang sangat singkat
dengan jiwa 
yang mengalir tetesan darah padanya
yang menghembuskan sebagian nafas
yang terpatri terus dalam ingatan
yang namanya terus terucap
setiap saat
setiap helaan nafas
setiap detakan 
setiap sepersekian detik
dari rentang kehidupan yang misteri
pada jiwa mungil 
yang tak berdosa

Tak perlu memakan enam puluh gerak jarum
itu saja cukup
cukup untuk saat ini
dicukupkanNYA agar selalu terus berharap
dalam setiap sujud dan doa yang meratap
Allah kasih sempat
untuk selalu bergantung padaNYA
dan itu adalah hal yang paling nikmat
Walau mampuku baru begitu
namun harapan tak boleh seperti itu
ia harus melebihi sebuah tumpukan gunung
tegar
kokoh
menjulang
mengagumkan
menakjubkan

Terima kasih untuk menyediakan sempat
saat ini memang tak perlu minta banyak
cukup jualah Allah tempat berharap

Sebelum hujan turun
di depan alun-alun
seiring mungilku berlalu
ku tak boleh terpaku
masih banyak asa menunggu
yang haram menoleh masa lalu

Kau kan selalu ditunggu
dengan sebuah peluk
pada suatu waktu
dengan senyum
karena kaulah yang menyalakan hidup


Singaparna, tigapuluh akhir tahun lima belas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar