Jumat, 05 Januari 2018

Sebuah Resolusi

Hari ini hari pertama sebagian besar lembaga, instansi, sekolah, dan usaha lainnya memulai aktivitas kembali. Semua menggeliat kembali ke aktivitas semula setelah berlama libur. Masih hangat di ingatan tentang perjalanan sebuah masa yang terus bergulir. Momen kasat mata yang telah dilalui bersama sebagai pergantian tahun masehi baru saja berlalu. Evaluasi dijadikan agenda penting dalam menyambut dan meniti hari baru.

Namun evaluasi pun ini tak cukup. Apalah ari sebuah evaluasi bila tidak diikuti dengan rencana tindak lanjut sebagai bentuk konkrit dari hasil evaluasi. Hal ini hanya akan menjadi bahan renungan semata tanpa aksi yang nyata. Ia hanya akan menjadi lembaran yang hanya berisi tanda centang dan cakra saja, setelah lepas, perbaikan bisa jadi hanya sekenanya saja. Aksi inilah yang akan menjadikan sebuah nilai evaluasi bermakna sangat dalam dan tinggi.

Kita butuh resolusi, ya sebuah resolusi. Rancangan rencana yang harus dibuat targetan agar hidup kita kita lebih baik dan lebih bermakna. Resolusi dicanangkan sebagai sebuah wujud dari tindak lanjut evaluasi. Ini perlu dan bahkan sangat perlu karena Allah pun mengisyaratkan hal ini dalam firmanNYA:
يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله ولتنظر نفش ما قدمت لغد الله خبير بما تعملون

"Wahai orang-orang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan lihatlah dirimu (apa yang kan kau kerjakan) untuk hari esok. Dan Allah Maha Memberi Kabar dengan apa yang kalian kerjakan".

Pesan dari ayat di atas diambil dengan menafikan terlebih dahulu pesan-pesan yang dikaitkan dengan kaidah kebahasaan. Ayat di atas memberikan sinyal kepada kaum muslimin untuk melihat ke depan. Memiliki visi, misi, dan program yang jelas dalam menjalani hidup dan kehidupan. Dalam hal ini setiap diri harus memunyai targetan tertentu dalam mengisi dan menjalani amanah hidup yang diberikan Allah Swt. Inilah salah satu yang dinamakan resolusi. Memunyai perencanaan yang tersusun, memiliki target yang jelas, dan menentukan pencapaian yang akan diraih.

Bentuk resolusi bisa dibuat oleh siapa saja. Pilih salah satu bagian yang telah dievaluasi, lalu ambil tindakan perbaikan, buatlah ia menjadi bagian dari sebuah resolusi. Buatlah resolusi yang mudah terlebih dahulu dengan capaian sederhana namun akan menghasilkan tujuan akhir yang optimal serta maksimal. Contoh sederhana seperti mengkhatamkan al-Quran dua bulan sekali atau bahkan satu bulan sekali. Tulis dalam lembar resolusi, susun rencana harian yang harus dilakukan, tentukan batas waktu sebagai target pencapaian. Jika terlaksana beri tanda centang jika tidak beri tanda cakra.

Mudah ya, membuat resolusi, siapa bilang susah? Ada yang bilang mudah merencakan tapi susah melaksanakan. Eit...susah bukan berarti mustahil khan...? Susah bukan tidak bisa diusahakan ya...?! Nah...kembali buat targetan itu. Setelah batas waktu pencapaian tertentu, tinggal lihat apakah yang paling banyak tanda centang atau tanda cakra..? Hal ini akan membantu kita menggenjot diri, memacu jiwa untuk melakukan lebih...lebih...dan lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Dalam bingkai membentuk pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Dan...yang tak kalah penting dari sebuah resolusi adalah sebuah sanksi. Sanksi ini yang akan jadi bahan pengendali dari setiap perencanaan program yang kita buat.

Tak akan berpanjang lebar. Kita akan bahas tentang sanksi lain waktu. Waktunya sekarang adalah apa resolusimu di 2018 ini...?!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar