Santai di masa efektif belajar di sekolah itu luar biasa. Biasanya
di pagi hari sudah tersibukkan dengan pola beres-beres, sarapan, dan berangkat
ke tempat tugas. Kali ini lain, pukul 06.30an menjelang pukul 07.00 waktu masuk
sekolah tak ada kegiatan berarti. Masih dengan baju rumahan, bisa santai
sejenak tanpa harus rusuh dan ribut menyiapkan diri untuk berangkat pagi.
Sejenak bisa menghirup napas bebas di pagi hari. Menjelang pukul 7
bersiap untuk menjalankan proses belajar mengajar dalam jaringan. Membuka
aplikasi perpesanan WA, mencari kontak anak didik yang bisa dipercaya, lalu
menulis pesan mengenai tugas yang harus dilakukan. Hari ini Selasa, mengajar di
satu tingkat, kelas X saja. Namun, hari Senin lalu di tengah kegalauan yang tak
menentu, kelas yang seharusnya diisi luput dari perhatian. Jadilah hari ini
mengirimkan pesan kedua tingkat rombongan belajar, kelas X dan XI. Ke tingkat X
adalah memenuhi pelajaran hari ini, ke tingkat XI dalam rangka menunaikan tugas
hari Senin yang bolong.
Masih ingat apa yang harus disampaikan di kelas XI kemarin, sebuah
bacaan. Ya, dari sana tugas ini akan bermula. Masih segar di pelupuk saat
memberikan sebuah buku paket pada salah seorang siswi. Perintah pun diberikan.
Memotokopi beberapa lembar halaman sebuah bacaan, berikut latihannya. Teks
wacana tulisan, begitu tepatnya. Terbayang jelas di mata bagian teks tersebut
dalam sebuah buku paket bahasa Arab untuk kelas XI Madrasah Aliyah. Teks
tersebut terbagi dari 4 bagian bacaan. Dua bagian terletak di halaman kanan di
buku tersebut, dua bagian lagi di halaman sebelah kirinya.
Seperti biasa, dalam pembelajaran sebuah bacaan kompetensi yang
diminta adalah memahami sebuah bacaan. Langkah awal untuk memahami suatu wacana
berbahasa asing tentu harus mengetahui makna kosakata terlebih dahulu. Seluruh
teks wacana lisan maupun tulisan, selalu didahului oleh pemahaman makna
kosakata. Di buku paket yang dipergunakan sehari-hari, hal tersebut tertuang
dalam sebuah materi al-mufradāt wa al-`ibārāt, kosakata dan ungkapan.
Masuk ke bahasan tersebut, diawali oleh metode dengar dan ucap ulang. Guru
mengucapkan mufradāt dan `ibārāt dengan suara lantang, jelas, dan
fasih. Para peserta didik mendengar dengan seksama setiap kata dan ungkapan
yang dibacakan pengajar. Keterampilan menyimak yang menjadi salah satu
keterampilan berbahasa pertama, ada di sini. Setelah tuntas diperdengarkan kepada
para peserta didik, maka giliran peserta didik melafalkan apa yang didengar
dari lisan pengajar. Ucap ulang, begitulah metode ini dinamakan, sam`iyyah
syafawiyyah, begitu bahasa Arab menerjemahkannya.
Mulai dari sini, akan muncul beberapa pertanyaan mengenai mufradāt
dan `ibārāt yang tidak diketahui maknanya oleh peserta didik.
Pertanyaan yang sama sekali belum pernah hadir dalam suasana belajar mengajar mufradāt
dan `ibārāt akan mendapatkan jawaban saat itu juga. Namun, bagi
beberapa mufradāt dan `ibārāt yang belum pernah disampaikan atau
beberapa mufradāt dan `ibārāt yang pernah disajikan dalam bentuk
derivasi lain, akan menemui titian ingatan yang khusus terlebih dahulu.
Dari sinilah
tugas itu bermula. Setelah menyelesaikan arti kosakata dan ungkapan yang ada di
setiap awal bab baru, memahami wacana teks tulisan pun dimulai. Namun, sangat
disayangkan, ketika pemahaman teks ini akan dimulai, edaran untuk belajar di
rumah pun datang. Maka, jadilah tahap awal memahami teks ini sebagai tugas
pertama pembelajaran daring untuk kelas XI. Tahapan pun dimulai, anak didik
ditugaskan untuk membaca teks di rumah masing-masing setelah itu menandai
kosakata asing yang terdapat dalam teks. Mengapa itu dilakukan lagi? Karena
kosakata yang ada dalam daftar al-mufradāt wa al-`ibārāt tidak mewakili
seluruh kosakata yang anak didik anggap susah. Jadilah penelusuran ini menjadi
tugas pertama belajar dari rumah selama tanggap bencana covid-19. A_Kar
Singaparna, 16 Maret 2020
#haripertamaimbascorona
Tidak ada komentar:
Posting Komentar