Selasa, 17 Maret 2020

Tugas Pertama


Santai di masa efektif belajar di sekolah itu luar biasa. Biasanya di pagi hari sudah tersibukkan dengan pola beres-beres, sarapan, dan berangkat ke tempat tugas. Kali ini lain, pukul 06.30an menjelang pukul 07.00 waktu masuk sekolah tak ada kegiatan berarti. Masih dengan baju rumahan, bisa santai sejenak tanpa harus rusuh dan ribut menyiapkan diri untuk berangkat pagi.
Sejenak bisa menghirup napas bebas di pagi hari. Menjelang pukul 7 bersiap untuk menjalankan proses belajar mengajar dalam jaringan. Membuka aplikasi perpesanan WA, mencari kontak anak didik yang bisa dipercaya, lalu menulis pesan mengenai tugas yang harus dilakukan. Hari ini Selasa, mengajar di satu tingkat, kelas X saja. Namun, hari Senin lalu di tengah kegalauan yang tak menentu, kelas yang seharusnya diisi luput dari perhatian. Jadilah hari ini mengirimkan pesan kedua tingkat rombongan belajar, kelas X dan XI. Ke tingkat X adalah memenuhi pelajaran hari ini, ke tingkat XI dalam rangka menunaikan tugas hari Senin yang bolong.
Masih ingat apa yang harus disampaikan di kelas XI kemarin, sebuah bacaan. Ya, dari sana tugas ini akan bermula. Masih segar di pelupuk saat memberikan sebuah buku paket pada salah seorang siswi. Perintah pun diberikan. Memotokopi beberapa lembar halaman sebuah bacaan, berikut latihannya. Teks wacana tulisan, begitu tepatnya. Terbayang jelas di mata bagian teks tersebut dalam sebuah buku paket bahasa Arab untuk kelas XI Madrasah Aliyah. Teks tersebut terbagi dari 4 bagian bacaan. Dua bagian terletak di halaman kanan di buku tersebut, dua bagian lagi di halaman sebelah kirinya.
Seperti biasa, dalam pembelajaran sebuah bacaan kompetensi yang diminta adalah memahami sebuah bacaan. Langkah awal untuk memahami suatu wacana berbahasa asing tentu harus mengetahui makna kosakata terlebih dahulu. Seluruh teks wacana lisan maupun tulisan, selalu didahului oleh pemahaman makna kosakata. Di buku paket yang dipergunakan sehari-hari, hal tersebut tertuang dalam sebuah materi al-mufradāt wa al-`ibārāt, kosakata dan ungkapan. Masuk ke bahasan tersebut, diawali oleh metode dengar dan ucap ulang. Guru mengucapkan mufradāt dan `ibārāt dengan suara lantang, jelas, dan fasih. Para peserta didik mendengar dengan seksama setiap kata dan ungkapan yang dibacakan pengajar. Keterampilan menyimak yang menjadi salah satu keterampilan berbahasa pertama, ada di sini. Setelah tuntas diperdengarkan kepada para peserta didik, maka giliran peserta didik melafalkan apa yang didengar dari lisan pengajar. Ucap ulang, begitulah metode ini dinamakan, sam`iyyah syafawiyyah, begitu bahasa Arab menerjemahkannya.
Mulai dari sini, akan muncul beberapa pertanyaan mengenai mufradāt dan `ibārāt yang tidak diketahui maknanya oleh peserta didik. Pertanyaan yang sama sekali belum pernah hadir dalam suasana belajar mengajar mufradāt dan `ibārāt akan mendapatkan jawaban saat itu juga. Namun, bagi beberapa mufradāt dan `ibārāt yang belum pernah disampaikan atau beberapa mufradāt dan `ibārāt yang pernah disajikan dalam bentuk derivasi lain, akan menemui titian ingatan yang khusus terlebih dahulu.
Dari sinilah tugas itu bermula. Setelah menyelesaikan arti kosakata dan ungkapan yang ada di setiap awal bab baru, memahami wacana teks tulisan pun dimulai. Namun, sangat disayangkan, ketika pemahaman teks ini akan dimulai, edaran untuk belajar di rumah pun datang. Maka, jadilah tahap awal memahami teks ini sebagai tugas pertama pembelajaran daring untuk kelas XI. Tahapan pun dimulai, anak didik ditugaskan untuk membaca teks di rumah masing-masing setelah itu menandai kosakata asing yang terdapat dalam teks. Mengapa itu dilakukan lagi? Karena kosakata yang ada dalam daftar al-mufradāt wa al-`ibārāt tidak mewakili seluruh kosakata yang anak didik anggap susah. Jadilah penelusuran ini menjadi tugas pertama belajar dari rumah selama tanggap bencana covid-19. 


A_Kar
Singaparna, 16 Maret 2020
#haripertamaimbascorona

Tidak ada komentar:

Posting Komentar