Terkadang
manusia terjerembab dengan kata nanti dan biarkanlah. Padahal dua kata itu bisa
memunculkan rasa yang sukar untuk diobati, yaitu penyesalan. Mestinya segala
sesuatu itu, besar kecil, berat ringan, haruslah ditepati sesuai ketentuan. Jika
harus melakukan tugas dan menyelesaikan di saat yang telah ditentukan, maka
lakukanlah! Mesti tak jarang rasa enggan, malas, dan bad mood datang
menghampiri.
Malas,
enggan, dan bad mood, menjadi alasan menunda dan mengabaikan
sesuatu. Kemalasan menjadi faktor pertama yang akan dibahas, karena selain ia merupakan perbuatan jelak,
hal ini pun terlarang dalam agama. Apa pun itu faktor penyebab malas muncul hal
itu tidak boleh menjadi alasan menunda dan mengabaikan sesuatu yang harus
ditunaikan.
Enggan
merupakan hal yang penolakan terhadap sesuatu. Tidak ingin melakukan suatu hal
merupakan indikator perilaku ini. Biasanya pelaku yang enggan melakukan sesuatu
memiliki alasan tertentu untuk menghindar dari objek yang harus ditunaikan. Bukan
karena suatu hal yang menghalanginya untuk berbuat namun memang rasa tidak mau
saja yang muncul.
Lain
lagi dengan mood. Menurut www.olvista.com,
mood adalah keadaan emosional yang bersifat sementara, bisa
beberapa menit sampai beberapa minggu. Mood biasanya memiliki nilai kualitas
positif atau negatif. Dengan kata lain, orang hampir selalu membicarakan salah
satu dari kualitas mood yaitu mood baik (good mood) atau mood buruk (bad
mood).
Perbedaan
dari ketiga sifat di atas, bahwa malas bisa jadi sifat yang melekat pada
kepribadian, sedangkan enggan dan mood sifatnya sementara saja, ia akan sirna
kembali saat situasi dan kondisi memungkinkan. Benang merah ketiga istilah
kondisi ini dengan sebuah asa adalah bentuk dari penundaan sesuatu bisa
menimbulkan penyesalan bagi si pelaku.
Betapa
tidak, saat seseorang memiliki asa yang ingin digapai, namun ketiga hal
tersebut muncul serta sangat ditolerir keberadaannya, maka yang terjadi adalah
penundaan asa menjadi nyata akan terhambat. Padahal pencapaian sebuah asa itu
membutuhkan faktor penunjang lain dari sekedar keinginan mewujudkannya. Jika hak
ini terjadi maka titik penyesalan akan muncul dan itu sulit dicari penawarnya.
Jika
merenung mengenai perwujudan gapaian asa, maka yang ada di dalam benak adalah
uapaya untuk memunculkan rasa takut menyesal. Bayangkan, saat malas, enggan,
atau bad mood melanda lalu berpikir kalau hal tersebut dituruti apakah
akan berakibat buruk nantinya? Atau kalau hal tersebut dibiarkan tanpa
dicarikan jalan keluarnya, terpikirkah bahwa penyesalan akan muncul setelahnya?
Penyesalan
memang selalu datang di saat akhir. Untuk menghindari penyesalan tersebut, pasanglah
tameng takut menyesal agar selalu bersegera dan maksimal dalam mengerjakan
sesuatu. Kunci ini bisa dijadikan motivasi agar perjalanan kehidupan ini tidak
membuahkan rasa sesal yang tak berkesudahan. Namun kenyataan yang ada manusia
sering kali lalai. Alih-alih takut menyesal di kemudian, malah membuat alasan
tersendiri yang kelak alasan itu tak akan berguna sama sekali.
Takutlah
pada penyesalan! Hindari praktik-praktik yang akan menimbulkan rasa sakit ini! Berjuanglah
untuk senantiasa menjalankan apa pun yang harus dilakoni! Kuatkan diri bahwa
apa yang dilakukan akan sengat bermanfaat di kemudian hari! Cari solusi yang
benar saat malas, enggan, dan bad mood melanda! Percayalah dengan hal tersebut
seluruh asa yang diimpikan akan tergapai tanpa ada kata sesal terselip dalam
proses perwujudannya! Semoga.
#30DWCDay29
#30DWCJilid21
#30DWCJilid21Squad6
@30PejuangDWC
#akarmenulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar