Rabu, 08 Januari 2020

Takut Menyesal


Terkadang manusia terjerembab dengan kata nanti dan biarkanlah. Padahal dua kata itu bisa memunculkan rasa yang sukar untuk diobati, yaitu penyesalan. Mestinya segala sesuatu itu, besar kecil, berat ringan, haruslah ditepati sesuai ketentuan. Jika harus melakukan tugas dan menyelesaikan di saat yang telah ditentukan, maka lakukanlah! Mesti tak jarang rasa enggan, malas, dan bad mood datang menghampiri.

Malas, enggan, dan bad mood, menjadi alasan menunda dan mengabaikan sesuatu. Kemalasan menjadi faktor pertama yang akan dibahas,  karena selain ia merupakan perbuatan jelak, hal ini pun terlarang dalam agama. Apa pun itu faktor penyebab malas muncul hal itu tidak boleh menjadi alasan menunda dan mengabaikan sesuatu yang harus ditunaikan. 

Enggan merupakan hal yang penolakan terhadap sesuatu. Tidak ingin melakukan suatu hal merupakan indikator perilaku ini. Biasanya pelaku yang enggan melakukan sesuatu memiliki alasan tertentu untuk menghindar dari objek yang harus ditunaikan. Bukan karena suatu hal yang menghalanginya untuk berbuat namun memang rasa tidak mau saja yang muncul.

Lain lagi dengan mood. Menurut www.olvista.com, mood adalah keadaan emosional yang bersifat sementara, bisa beberapa menit sampai beberapa minggu. Mood biasanya memiliki nilai kualitas positif atau negatif. Dengan kata lain, orang hampir selalu membicarakan salah satu dari kualitas mood yaitu mood baik (good mood) atau mood buruk (bad mood). 

Perbedaan dari ketiga sifat di atas, bahwa malas bisa jadi sifat yang melekat pada kepribadian, sedangkan enggan dan mood sifatnya sementara saja, ia akan sirna kembali saat situasi dan kondisi memungkinkan. Benang merah ketiga istilah kondisi ini dengan sebuah asa adalah bentuk dari penundaan sesuatu bisa menimbulkan penyesalan bagi si pelaku.

Betapa tidak, saat seseorang memiliki asa yang ingin digapai, namun ketiga hal tersebut muncul serta sangat ditolerir keberadaannya, maka yang terjadi adalah penundaan asa menjadi nyata akan terhambat. Padahal pencapaian sebuah asa itu membutuhkan faktor penunjang lain dari sekedar keinginan mewujudkannya. Jika hak ini terjadi maka titik penyesalan akan muncul dan itu sulit dicari penawarnya.

Jika merenung mengenai perwujudan gapaian asa, maka yang ada di dalam benak adalah uapaya untuk memunculkan rasa takut menyesal. Bayangkan, saat malas, enggan, atau bad mood melanda lalu berpikir kalau hal tersebut dituruti apakah akan berakibat buruk nantinya? Atau kalau hal tersebut dibiarkan tanpa dicarikan jalan keluarnya, terpikirkah bahwa penyesalan akan muncul setelahnya?

Penyesalan memang selalu datang di saat akhir. Untuk menghindari penyesalan tersebut, pasanglah tameng takut menyesal agar selalu bersegera dan maksimal dalam mengerjakan sesuatu. Kunci ini bisa dijadikan motivasi agar perjalanan kehidupan ini tidak membuahkan rasa sesal yang tak berkesudahan. Namun kenyataan yang ada manusia sering kali lalai. Alih-alih takut menyesal di kemudian, malah membuat alasan tersendiri yang kelak alasan itu tak akan berguna sama sekali. 

Takutlah pada penyesalan! Hindari praktik-praktik yang akan menimbulkan rasa sakit ini! Berjuanglah untuk senantiasa menjalankan apa pun yang harus dilakoni! Kuatkan diri bahwa apa yang dilakukan akan sengat bermanfaat di kemudian hari! Cari solusi yang benar saat malas, enggan, dan bad mood melanda! Percayalah dengan hal tersebut seluruh asa yang diimpikan akan tergapai tanpa ada kata sesal terselip dalam proses perwujudannya! Semoga.


#30DWCDay29
#30DWCJilid21
#30DWCJilid21Squad6
@30PejuangDWC
#akarmenulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar