Senin, 06 Januari 2020

Tautan Rasa


Sebuah rasa bisa jadi timbul dari hal-hal yang tak terkira. Ia muncul dengan berbagai cara dan cerita. Bisa jadi, dua orang yang baru pertama kali bertemu bisa langsung akrab. Kemudian mengalirlah cerita dari keduanya bak dua sahabat yang bersua kembali setelah lama tidak bertemu. Ada pula yang hanya berkomunikasi lewat suara. Beberapa kali percakapan dilakukan, lalu muncul kenyamanan. Ada lagi yang hanya lewat tulisan saja. Beberapa kali saling berkirim dan membalas pesan, kemudian menjadi akrab dan malah berani untuk mencurahkan isi hati.

Jika dipikir, mana bisa dua orang manusia seperti gambaran di atas bisa langsung akrab tanpa adanya tatap muka dan interaksi fisik sebelumnya. Sulit rupanya jika hanya baru sekilas bisa langsung cocok dan klop. Mustahil sepertinya ada dua komunikan yang tidak pernah tahu raut muka masing-masing bisa menjadi akrab. 

Itulah mungkin yang disebut dengan rasa. Muncul tiba-tiba, tanpa pernah tahu alasan dan sebab kemunculannya. Semua berjalan tanpa rekayasa namun berasa. Rasa bersemayam di dalam hati. Sanubari menjadi satu-satunya tempat rasa itu muncul, di dalam dada yang tak seorang pun tahu bagaimana ia memiliki struktur.

Yang jelas, ia akan timbul begitu saja tanpa bisa dijelaskan secara ilmiah. Kondisi dan posisi yang sama dengan lawan bicara. Topik pembicaraan yang pas satu sama lain. Respon positif dari lawan bicara, dan reaksi yang dimunculkan merupakan beberapa analisis tumbuhnya sebuah rasa. Rasa yang tak bisa dikatakan mengapa bisa ada.

Rasa inilah yang menjadi dua orang anak manusia menjadi akrab, serasa dekat padahal belum pernah tatap muka. Rasa ini pula yang menyebabkan lawan bicara mampu mengungkapkan isi hati tanpa ada prasangka bahwa apa yang diungkapkannya akan tersebar ke pihak lain. Rasa yang seolah memberikan tanda bahwa seseorang yang di seberang sana adalah orang baik dan mampu menyimpan rahasia. Rasa yang tak akan pernah bisa dilogikakan kecuali percaya bahwa yang mencipta rasa adalah zat Yang Maha Kuasa.

Dari sinilah dipertemukannya, dari Maha Kasih yang mampu menggetarkan hati setiap jiwa. Mempertemukan dua bilah hati dengan perasaan yang sama. Menjalin perasaan dengan gelombang emosi yang seimbang. Lalu memelihara emosi positif ini menjadi sebuah hubungan amikal tanpa sekat. Dialah yang Maha Memberi simbol rasa pada hati para hamba-Nya. 

Bersyukur pada siapa-siapa yang bisa merasakan rasa yang tadi diungkapkan. Tidak semua orang bisa menjadi seperti itu. Hanyalah mereka yang mampu memberi respon yang baik yang bisa menjalin rasa dengan baik pula. Mereka yang bisa memberikan reaksi positif yang mampu menjalin hubungan akrab tanpa tatap muka. Mereka yang menjadi lawan bicara yang hangat, yang dapat mengabadikan hubungan walau berjarak tempat dan waktu.

Menjadi orang seperti ini sungguh membahagiakan. Mereka akan mendapatkan pengalaman yang tak terkira dari hanya sekedar komunikasi dengan orang sekitar tempat mereka tumbuh dan bergaul. Hal yang tak kalah penting, mereka adalah orang-orang yang akan menerima segala bentuk kasih sayang bahkan doa dari lisan-lisan orang yang baru saja dikenal. Menjadi orang yang mampu menjalin rasa di mana saja dan kapan saja. Tidak ada masa dan ruang yang harus dipedulikan, karena rasa mereka bisa melampaui berbagai dimensi.



#30DWCDay27
#30DWCJilid21
#30DWCJilid21Squad6
#Pejuang30DWC
#akarmenulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar