Empat dokumen terkirim sudah malam ini.
“Done”, kata itu kubisikkan, lirih namun tegas dan pasti.
Alhamdulillah, akhirnya tugas ini menemukan titik akhir. Mata
ini serasa bergayut. Beberapa malam ini, tubuh sangat berteman dengan karpet
dan sebuah bantal kecil sandaran punggung. Data daerah yang sedari kemarin
ditunggu diselesaikan melalui rumus rasio dan perbandingan. Benar, ternyata
segala sesuatu akan menemukannya caranya untuk selesai.
Mata ini harus bersabar dahulu menunggu giliran untuk
terpejam. Masih ada satu persiapan yang belum dilakukan, yaitu packing. Pakaian
yang akan dibawa selama empat hari mendatang di tanah andalas belum dirapikan. Hal
ini menuntut penundaan raga agar bisa terlelap dalam buaian selimut hangat. Mata
ini sepertinya masih bisa diajak kompromi untuk menghanyutkan beberapa ratus
kata di atas layar monitor komputer jinjing. Apa boleh buat, ini harus dilakoni
sebagai sebuah komitmen.
“Tak apa menunda kesenangan sesaat lagi. Nanti juga akan
bertemu nyaman yang didamba”, ah, hatiku yang berbisik memberi motivasi.
Hampir 24 jam mata ini belum terpejam. Alhamdulillah kekuatan
Sang Maha Mencipta selalu diminta. Tak menyangka bisa pergi ke sekolah tadi
pagi dengan menahan kantuk yang berat. Satu episode hidup yang harus lulus
dilalui. Tak ada kata menyerah untuk ijin dari sekolah. Apalagi empat hari ke depan
para anak didik akan ditinggalkan demi tugas ini.
Kantuk, pusing, sempat terasa tadi pagi pertanda tubuh butuh
istirahat. Namun di posisi seperti tadi di ruang guru, mana mungkin tergeletak
jika tugas di kelas harus dipenuhi. Siasat pun dijalankan. Saat istirahat tiba
pikiran nakal pun muncul. Mencari titik kesegaran dari sebuah makanan. Baso dan
rujak menjadi menu pilihan. Seorang kawan guru berbaik hati membelikan
keduanya. Seperti mengerti inginku, takaran sambal baso yang disantap pas
sekali dengan angan-angan untuk membuat mata ini terbelalak sampai jam akhir
pelajaran tiba.
Puas rasa hati, menikmati semangkuk baso tanpa babibu
dan melirik kawan lain yang ada di sekitar. Rasa puas pun hinggap hingga tetes
akhir kuah baso pun tak tersisa di mangkuk. Tersenyum lebar akhirnya, seperti senyum
kawan baik hati tadi melihat tandasnya seporsi baso di atas mangkuk. Tiba giliran
kembali bertugas. Nampaknya penat belum mau minggat. Allah menolong dengan
tibanya waktu zhuhur. Bergegas ke musala untuk segera shalat dengan niat agar
bisa segera pulang dan beristirahat di rumah. Ijin untuk bisa pulang lebih awal dari
biasanya ingin sekali dilakukan.
Tak dinyana, ketika masuk ke kelas terakhir di jam terakhir
pula. Merasakan ada kekuatan yang luar biasa. Tubuh yang awalnya terasa letih,
loyo, lemas, mata serasa berkunang, ternyata Allah tebus dengan kesegaran luar
biasa. Aneh, itu kata yang diungkapkan pada seorang kawan. Betapa tidak,
ternyata di jam terkahir tadi, justru stamina seolah ada di kondisi pagi hari
yang segar. Suara yang dikeluarkan lebih bertenaga daripada sebelum waktu
zhuhur tiba.
Alhamdulillah, Allah berikan kekuatan melalui air wudu. Allah
berikan kesegaran setelah menunaikan ibadah fardu. Allah berikan kesejukkan
sesudah zikir-zikir yang terlafal. Sungguh luar biasa siang tadi. Sampai keluar
dari kelas pun badan terasa ringan. Ayunan langkah justru lebih kuat dari tadi
pagi. Riang akhirnya meninggalkan gerbang sekolah siang itu.
Merenung sepanjang jalan. Allah memang Maha Baik, diberikanlah hambaNya kekuatan setelah kata lemas hampir menyergap. Dihadiahkan langkah ringan saat berpikir kaki sudah tak bertenaga. dikadokanNya suara lepas
saat tak rasa tak mungkin lagi menjelaskan materi ke anak didik. Kuasa Allah
atas segalanya, agar hambaNya tidak ragu untuk selalu meminta segala sesautu
hanya kepadaNya. Allah Maha Kuasa, berlaku atas segala mahluk yang mendamba
kasih sayangNya. Jangan ragukan Dia kapanpun, di manapun. Bagaimanapun, karena
Dia selalu memberikan kejutan luar biasa pada hamba-hambaNya.
#30dwc
#30dwcjild20day20
#30dwcjilid20squad1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar