Selasa, 05 November 2019

Memaknai Kuasa Allah


Empat dokumen terkirim sudah malam ini.
“Done”, kata itu kubisikkan, lirih namun tegas dan pasti.
Alhamdulillah, akhirnya tugas ini menemukan titik akhir. Mata ini serasa bergayut. Beberapa malam ini, tubuh sangat berteman dengan karpet dan sebuah bantal kecil sandaran punggung. Data daerah yang sedari kemarin ditunggu diselesaikan melalui rumus rasio dan perbandingan. Benar, ternyata segala sesuatu akan menemukannya caranya untuk selesai.

Mata ini harus bersabar dahulu menunggu giliran untuk terpejam. Masih ada satu persiapan yang belum dilakukan, yaitu packing. Pakaian yang akan dibawa selama empat hari mendatang di tanah andalas belum dirapikan. Hal ini menuntut penundaan raga agar bisa terlelap dalam buaian selimut hangat. Mata ini sepertinya masih bisa diajak kompromi untuk menghanyutkan beberapa ratus kata di atas layar monitor komputer jinjing. Apa boleh buat, ini harus dilakoni sebagai sebuah komitmen.
“Tak apa menunda kesenangan sesaat lagi. Nanti juga akan bertemu nyaman yang didamba”, ah, hatiku yang berbisik memberi motivasi.

Hampir 24 jam mata ini belum terpejam. Alhamdulillah kekuatan Sang Maha Mencipta selalu diminta. Tak menyangka bisa pergi ke sekolah tadi pagi dengan menahan kantuk yang berat. Satu episode hidup yang harus lulus dilalui. Tak ada kata menyerah untuk ijin dari sekolah. Apalagi empat hari ke depan para anak didik akan ditinggalkan demi tugas ini.

Kantuk, pusing, sempat terasa tadi pagi pertanda tubuh butuh istirahat. Namun di posisi seperti tadi di ruang guru, mana mungkin tergeletak jika tugas di kelas harus dipenuhi. Siasat pun dijalankan. Saat istirahat tiba pikiran nakal pun muncul. Mencari titik kesegaran dari sebuah makanan. Baso dan rujak menjadi menu pilihan. Seorang kawan guru berbaik hati membelikan keduanya. Seperti mengerti inginku, takaran sambal baso yang disantap pas sekali dengan angan-angan untuk membuat mata ini terbelalak sampai jam akhir pelajaran tiba. 

Puas rasa hati, menikmati semangkuk baso tanpa babibu dan melirik kawan lain yang ada di sekitar. Rasa puas pun hinggap hingga tetes akhir kuah baso pun tak tersisa di mangkuk. Tersenyum lebar akhirnya, seperti senyum kawan baik hati tadi melihat tandasnya seporsi baso di atas mangkuk. Tiba giliran kembali bertugas. Nampaknya penat belum mau minggat. Allah menolong dengan tibanya waktu zhuhur. Bergegas ke musala untuk segera shalat dengan niat agar bisa segera pulang dan beristirahat di rumah. Ijin untuk bisa pulang lebih awal dari biasanya ingin sekali dilakukan.

Tak dinyana, ketika masuk ke kelas terakhir di jam terakhir pula. Merasakan ada kekuatan yang luar biasa. Tubuh yang awalnya terasa letih, loyo, lemas, mata serasa berkunang, ternyata Allah tebus dengan kesegaran luar biasa. Aneh, itu kata yang diungkapkan pada seorang kawan. Betapa tidak, ternyata di jam terkahir tadi, justru stamina seolah ada di kondisi pagi hari yang segar. Suara yang dikeluarkan lebih bertenaga daripada sebelum waktu zhuhur tiba.

Alhamdulillah, Allah berikan kekuatan melalui air wudu. Allah berikan kesegaran setelah menunaikan ibadah fardu. Allah berikan kesejukkan sesudah zikir-zikir yang terlafal. Sungguh luar biasa siang tadi. Sampai keluar dari kelas pun badan terasa ringan. Ayunan langkah justru lebih kuat dari tadi pagi. Riang akhirnya meninggalkan gerbang sekolah siang itu.

Merenung sepanjang jalan. Allah memang Maha Baik, diberikanlah hambaNya kekuatan setelah kata lemas hampir menyergap. Dihadiahkan langkah ringan saat berpikir kaki sudah tak bertenaga. dikadokanNya suara lepas saat tak rasa tak mungkin lagi menjelaskan materi ke anak didik. Kuasa Allah atas segalanya, agar hambaNya tidak ragu untuk selalu meminta segala sesautu hanya kepadaNya. Allah Maha Kuasa, berlaku atas segala mahluk yang mendamba kasih sayangNya. Jangan ragukan Dia kapanpun, di manapun. Bagaimanapun, karena Dia selalu memberikan kejutan luar biasa pada hamba-hambaNya.

#30dwc
#30dwcjild20day20
#30dwcjilid20squad1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar