Rabu, 06 November 2019

Senang Bertemu denganmu, Sultan Mahmud Badaruddin.


Jika yang ditulis ini adalah sebuah kertas, tentu akan banyak sobekan, dan remasan kertas yang terbuang. Entah ada berapa ide yang melayang di pikiran namun tak urung jua jadi sebuah tulisan. Hari ini yang pasti banyak hikmah dan pelajaran yang muncul.

Sesaat sampai di rumah sepupu temanku. Hati betapa lega tak terkira. Jelas, beberapa jam yang lalu masih terasa detak jantung yang lumayan berdegup kencang. Terbayang kembali kilatan petir yang menyambangi jendela sisi kiri. Goncangan semakin terasa karena ia harus bisa melawan arus air hujan, terpaan kekuatan dan kecepatan angin, serta jarak pandang yang tak leluasa. Gerak turun dan naik sang burung besi sangat terasa dari jok bagian belakang.

Ah, pengalaman berpesawat kali ini ternyata dibumbui hujan deras. Gemuruh suara sangat jelas terdengar dari kabin. Turun naiknya sempat sangat terasa. Bacaan yang dilantunkan saat akan tinggal landas, diulang kembali. Sangat beruntung, makanan yang disajikan pramugari telah dilahap habis sebelum pesawat menerjang derasnya air hujan. Jika tidak, bisa jadi makanan itu tak kan habis dicecap lidah dan ditelan mesra kerongkongan yang akhirnya sampai di lambung. Seperti teman di sebelah kananku. Saat suara gemuruh dan laju pesawat agak tersendat, ia tak bisa menghabiskan makananya. Secepatnya ia duduk dengan khidmat demi melantunkan doa-doa keselamatan.

Nyala lampu pemasangan sabuk pengaman menyala. Sekejap kemudian pesawat seperti akan mendarat. Benar saja, terdengar pemberitahuan dari pramugari bahwa pesawat akan mendarat, dan para penumpang disarankan untuk memasang sabuk pengaman dan mematikan alat-alat elektronik. Sultan Badaruddin akan menyambut kedatangan para perempuan tangguh ini. Suka cita keluar dan menapaki jalur keluar pesawat. Mengantri di sejumlah pengunjung demi mengambil bagasi yang dititipkan sejenak. Ouwh… suguhan hawa panas menyergap sesampainya tubuh keluar dari area bandara. Sultan Mahmud Badaruddin menyalami pendatangnya dengan suhu udara yang tak biasa bagi sebagian para penduduk jawa. Kabut tipis entah kabut asap, tampak masih tipis menggelayut tanah Sriwijaya. 

Semua keinginandan impian pasti terwujud. Selama ada usaha yang keras untuk mewujudkannya. Ada upaya yang giat dalam menggapainya. Ada disiplin yang selalu menyertai dalam setiap proses. Ada angan dan harapan yang ingin diraih. Wahai Sultan Mahmud Badaruddin temani kami agar kata berjuang selalu ada di hati kami. Senang berjumpa denganmu.

#30dwc
#30dwcjilid20day19
#30dwcjilid20squad1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar