Menatap wajah
anak-anak itu merupakan pemandangan terindah tiada tara. Raut muka yang
terlelap berselimut nyenyak menjadi biskop kehidupan. Di atasnya tertayang
tumbuh mereka dari sejak kelahiran ke alam fana sampai detik itu mata menatap. Sebuah
episode panjang yang tak akan satu orang pun mampu melukiskannya lewat media
sinema.
Kelelahan yang
menerpa tubuh mereka setelah seharian menghabiskan waktu bersama di luar rumah,
menyebabkan kasur, bantal, dan guling jadi pelabuhan terdamba di akhir hari. Kelelapan
membuai alam bawah sadar ke dalam mimpi hari esok. Tubuh-tubuh yang tergeletak
itu hanya mampu menyisakan banyak harapan bagi mereka untuk hari kemudian. Selebihnya
adalah doa-doa yang terus akan terpanjat selama hayat.
Teringat beberapa
drama mengiringi waktu kebersamaan. Ada amarah, kejengkelan, rasa sedih,
teriakan, tangisan, olokan mewarnai sebagian adegan. Hal yang sangat
menakjubkan, hal itu tiadalah berlangsung lama. Walau, kala aksi berlangsung
seperti perang yang akan memecahkan dunia, ternyata hal itu tidak terbukti. Beberapa
saat kemudian mereka akan berdamai dengan keadaan. Saling bercanda, tertawa,
dan bermain bersama. Sebuah rasa yang bisa mengubah keadaan berbalik 180
derajat. Perasaan dasar yang tidak akan mungkin hilang di hati mereka. Perasaan
cinta yang mengikat yang tak akan mudah terburai begitu saja.
Cinta yang
ditanamkan dari sebuah rahim ibu. Sebuah modal awal kehidupan yang ditanamkan
oleh orang tua pada setiap buah hati. Kecintaan yang timbul dari sebuah alasan
yang tak pernah bisa diungkapkan. Kecintaan orang tua kepada setiap anak-anak
yang terlahir. Kecintaan anak-anak pada saudara-saudara mereka. Sebuah cinta
yang tiada akhir yang harus ditanamkan sejak mereka mengerti tautan hubungan
keluarga. Cinta ini yang akan membesarkan mereka menjadi manusia. Bersamanya anak-anak
akan tumbuh untuk senantiasa damai, bertenggang rasa, peduli, dan lain
sebagainya. Terlebih jika cinta itu ditautkan dalam satu keyakinan spiritual
yang kuat, itu yang akan membawa mereka bahagia di dua alam, dunia dan semesta.
Cinta yang
tersebut di akhir, adalah yang akan mengekalkan kehidupan mereka. Cinta yang
tak pernah berakhir dan tiada tara. Cinta yang tak pernah berujung dan tak akan
pernah berbilang. Cinta penuh khidmat dan khusyuk kepada Sang Pemilik semesta
cinta. Ikatan cinta yang akan mengekalkan benih-benih cinta dari rahim dalam
sebuah kubah keagungan rasa.
#30DWC
#30DWCDay19
#30DWCJilid21
#30DWCJilid21Squad6
#Pejuang30DWC
#akarmenulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar