Sabtu, 21 Desember 2019

Sang Muara Kasih


Tak ada lagi yang bisa menyangkall jika samudera kasih sayang adalah ibu. Seorang yang melakukan fitrah yang tak ringan. Mulai dari mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh, dan mendidik semua dilewati dengan ringan. Semua dijalani dengan kesungguhan keridaan, semata karena ia  muara kasih.
Bersusah payah saat kandungan masih berusia muda. Ada yang tak bisa melihat sinar mentari pagi, sehingga baru bisa beranjak dari peraduan menjelang zuhur tiba. Ada yang kepayahan selepas asar, sehingga magrib dan isya pun dilakukan dengan berbaring. Banyak yang tak menyukai berbagai wewangian kala tersebut, sampai tak mengenal sabun mandi hingga saat persalinan datang. Sebagian ada yang bercerita tak ingin sekali didekati sang ayah jabang bayi, hampir tiap malam pun mereka tidur berjauhan. Banyak macam corak ibu yang hamil muda, namun satu hal yang umum mendera adalah permintaan yang kadang aneh. Perubahan psikologis dan fisiologis yang menyebabkan ibu hamil muda menginginkan hal yang tak umum. Ah, ibu saat itu tentu kala yang indah namun bisa juga menggelikan.
Berpeluh dan merasakan panas tubuh luar biasa terjadi saat kandungan telah menginjak bulan ke tujuh. Panas luar biasa melanda, suhu tubuh naik, keringat kerap meluncur walau yang lain tak mersakan kepanasan. Pakaian yang bisa banyak menyerap keringat itu yang dikenakan. Daster bagi ibu dari kalangan rakyat umum menjadi pakain favorit. Malam tak bisa tidur nyenyak seperti yang lain. Perut yang membesar menyebabkan kendala terendiri untuk beralih posisi tidur walau hanya balik kanan dan kiri. Telentang kadang menyesakkan dada, tengkurap tentu saja tak akan bisa. Ibu, saat itu betapa kau luar biasa.
Saat melahirkan tiba menjadi suasana menegangkan bagi semua. Gerbang kebahagiaan mulai tampak namun kecemasan pun tak urung melanda. Rasa sakit melilit dan berputar di area perut menjadi drama tersendiri mengiringi pembukaan pintu rahim. Tak jarang kesakitan yang terasa menimbulkan erangan dan jeritan tersendiri. Namun benar, ibu saat itu merupakan sosok yang sungguh tangguh. Menanti pembukaan jalan rahim sampai hitungan sepuluh itu bukan hal yang bisa diceritakan lantang. Berbagai rasa bercampur di sana, para keluarga pun ikut terhipnotis dengan kondisi ibu jelang persalinan. Namun, saat sang jabang terlahir, dan tangis bayi pun menggema, rasa kesakitan sebelumnya sirna seketika. Itu ibu, yang tersisa akhirnya hanya senyum sambil menatap sang jabang bayi.
Melewatkan malam dengan mata terjaga adalah hal yang akan dilalui saat buah hati dirawat mulai nol tahun hingga 24 bulan. Rinai air mata akan meluncur kala belahan jiwa terserang sakit. Senyum tawa merekah bahagia akan terurai manis saat mengajaknya bercengkrama ceria merespon ajakan walau tak ada kata antara mereka. Mengelus pipi, menatap wajah ananda saat tertidur kerap ibu lakukan dengan penuh kasih dan hangat. Teringat renta ibu hari ini, gantian anak-anak yang akan menatap wajahnya hangat demi membaca guratan kisah hidup di atas lipatan kulitnya yang keriput.
Muara kasih itu tak pernah panjang mengeluh walau keseharian mengasuh bersimbah peluh. Tak kan ada kata umpatan saat anak-anak yang ia didik berlompatan dan berlarian di perabot rumah yang rapi tertata. Rasa khawatir sering menyergap kala sang anak terlambat tiba di rumah melenceng dari jadwal yang dijanjikan. Orang yang paling permata mendata dan mengabsen kebutuhan anak saat akan menjalani sebuah perjalanan. Doanya tak akan pernah putus dilantunkan untuk keselamatan dan kebahagiaan anak-anak, walau mereka pun sebenarnya telah beranak pinak.
Bu, tak akan dapat kami balas semua jasa dan pengorbananmu. Kasihmu tak pernah pupus hingga kau meninggalkan kami di alam fana. Perhatianmu sungguh sangat tak ternilai, walau perhatian kami anakmu terlalu sering lalai. Ingatanmu pada kesukaan masing-masing anak akan terus menjadi kenangan bagi kami. Menyisakan oleh-oleh dan makanan favorit kami masih kau lakukan hingga harus mengantarkan atau mengirimkannya lewat jasa pengiriman barang kepada kami. Ibu, kata-kata yang ditulis ini pasti tak sanggup menata satu-satu berjuta kasihmu. Hanya satu doa yang terus kami minta pada Tuhan agar Dia membahagiakanmu dunia dan akhirat, menempatkanmu bersama para orang-orang terkasih di sisiMu, dan menyatukan kembali bersama di surgaMu. Ibu, semoga sehat selalu panjang usia karena kami, anak-anakmu masih membutuhkan doamu.


#30DWCDay11
##0DWCJilid21
#30DWCJilid21Squad6
#Pejuang30DWC
#akarmenulis
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar