Jumat, 13 Desember 2019

Menunda Kesenangan



Setiap orang pasti memiliki keinginan, harapan, impian, dan cita-cita. Hal tersebut karena manusia dibekali potensi nafsu oleh Sang Maha Kuasa. Nafsu inilah yang mendorong manusia untuk berbuat dan berupaya dalam memenuhi keinginan, harapan, impian, dan cita-cita. Ia merupakan bekal awal agar manusia bergerak dalam mewujudkan apa yang diinginkan oleh benak dan pikirannya. Lewat itulah, kehidupan manusia menjadi semarak dan berkembang dari waktu ke waktu dengan variasi usaha dan hasil yang beragam.

Untuk mencapai semua yang diinginkan tentu harus melewati upaya dan jalan yang tak mudah dan ringan. Banyak hal yang harus dilalui diantaranya adalah menunda kesenangan. Mengapa harus menunda kesenangan? Bukankah ketika sebuah impian tercapai pun merupakan sebuah kesenangan? Nah, di sinilah kemudian kesenangan itu akan berperan.

Pepatah Arab mengatakan, ­wa maa al ladzdzatu illa ba`da al ta’bi. Terjemahan bebasnya bisa diartikan sebagai “tak ada kenikmatan kecuali setelah kepayahan”. Dari peribahasa itu bisa diambil pesan singkat bahwa dalam menggapai segala sesuatu pasti akan melewati masa-masa yang tak menyenangkan. Kepayahan bukanlah hal yang menyenangkan, hal sebaliknya adalah kemudahan pasti akan diminati semua orang bukan kesusahpayahan.

Dalam tradisi budaya Indonesia pun dikenal peribahasa “berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian”. Peribahasa ini tepat sekali dengan isi paparan ini, bahwa untuk mencapai sesuatu buth melewati hal yang memayahkan bukan hal yang menyenangkan. Berpayah-payah, berletih-letih, merupakan sunnatullah dalam menggapai hal yang diinginkan. Ia harus dilewati dan dijalani tanpa tapi, jika tidak, maka tak akan mendapatkan kesenangan setelah semuanya tercapai.

Menunda kesenangan menjadi agenda dalam hal ini. Jangan bersedih saat tak memiliki waktu luas untuk rebahan karena harus fokus pada objek penelitian. Jangan gusar saat tak bisa lagi menikmati masa piknik bersama karena harus bejibaku dengan analisis data. Tak usah galau ketika jalan-jalan dan berbelanja harus disingkirkan terlebih dahulu karena tugas dikumpulkan tak pernah ada kata kompromi. Siap menunda kesenangan saat berpayah menggapai impian, berarti siap menjemput hasil yang menyenangkan setelah itu. Tundalah kesenangan dengan senyuman, niscaya ia akan membersamai saat kesenangan lain akan menjelang.

#30DWC
#30DWCJILID20
#30DWCJILID20SQUAD6
#Pejuang30DWC
#akarmenulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar