Setiap orang pasti memiliki keinginan, harapan, impian, dan
cita-cita. Hal tersebut karena manusia dibekali potensi nafsu oleh Sang Maha
Kuasa. Nafsu inilah yang mendorong manusia untuk berbuat dan berupaya dalam
memenuhi keinginan, harapan, impian, dan cita-cita. Ia merupakan bekal awal
agar manusia bergerak dalam mewujudkan apa yang diinginkan oleh benak dan
pikirannya. Lewat itulah, kehidupan manusia menjadi semarak dan berkembang dari
waktu ke waktu dengan variasi usaha dan hasil yang beragam.
Untuk mencapai semua yang diinginkan tentu harus melewati upaya dan
jalan yang tak mudah dan ringan. Banyak hal yang harus dilalui diantaranya
adalah menunda kesenangan. Mengapa harus menunda kesenangan? Bukankah ketika
sebuah impian tercapai pun merupakan sebuah kesenangan? Nah, di sinilah
kemudian kesenangan itu akan berperan.
Pepatah Arab mengatakan, wa maa al ladzdzatu illa ba`da al ta’bi.
Terjemahan bebasnya bisa diartikan sebagai “tak ada kenikmatan kecuali
setelah kepayahan”. Dari peribahasa itu bisa diambil pesan singkat bahwa dalam
menggapai segala sesuatu pasti akan melewati masa-masa yang tak menyenangkan. Kepayahan
bukanlah hal yang menyenangkan, hal sebaliknya adalah kemudahan pasti akan
diminati semua orang bukan kesusahpayahan.
Dalam tradisi budaya Indonesia pun dikenal peribahasa “berakit-rakit
ke hulu berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang
kemudian”. Peribahasa ini tepat sekali dengan isi paparan ini, bahwa untuk
mencapai sesuatu buth melewati hal yang memayahkan bukan hal yang menyenangkan.
Berpayah-payah, berletih-letih, merupakan sunnatullah dalam menggapai
hal yang diinginkan. Ia harus dilewati dan dijalani tanpa tapi, jika tidak,
maka tak akan mendapatkan kesenangan setelah semuanya tercapai.
Menunda kesenangan menjadi agenda dalam hal ini. Jangan bersedih
saat tak memiliki waktu luas untuk rebahan karena harus fokus pada objek
penelitian. Jangan gusar saat tak bisa lagi menikmati masa piknik bersama
karena harus bejibaku dengan analisis data. Tak usah galau ketika jalan-jalan
dan berbelanja harus disingkirkan terlebih dahulu karena tugas dikumpulkan tak
pernah ada kata kompromi. Siap menunda kesenangan saat berpayah menggapai
impian, berarti siap menjemput hasil yang menyenangkan setelah itu. Tundalah kesenangan
dengan senyuman, niscaya ia akan membersamai saat kesenangan lain akan
menjelang.
#30DWC
#30DWCJILID20
#30DWCJILID20SQUAD6
#Pejuang30DWC
#akarmenulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar