Kenyataan hidup memang hanya diisi dengan dua kemungkinan. Kemungkinan
tersebut adalah memilih setelah itu mengambil risikonya. Risiko merupakan
sebuah keniscayaan yang harus dihadapi setelah menentukan pilihan. Masih saja
ada orang yang kaget dengan risiko yang dihadapi, padahal itu merupakan hasil
dari pilihan hidupnya.
Kadang memahami risiko itu bisa mudah, bisa susah, kadang rumit. Bagi
orang yang tak mempersiapkan diri dengan risiko pilihan hidupnya banyak juga
yang berakibat pada pemutusan ajal kehidupannya sendiri. Ada juga beberapa
orang yang stres bahkan menjadi gila ketika berhadapan dengan risiko yang
sebenarnya sudah bisa diprediksi sebelumnya.
Ada satu hal yang terlewat rupanya dalam hal ini. Sebauh tahapan yang
seharusnya dipikirkan dan dijalani dalam menjatuhkan sebuah pilihan. Ada beberapa
hal yang harus dipikirkan diantaranya adalah perencanaan, pelaksanaan,
penerimaan risiko, kesadaran terhadap risiko, dan pasrah dengan berupaya
berbuat yang terbaik.
Merencanakan sesuatu dalam menentukan pilihan merupakan sebuah
keharusan bahkan kewajiban. Tuhan sendiri menggariskan hal tersebut agar manusia
dapat dan mampu merencanakan apa yang akan dikerjakan esok hari. Melalui perencanaan
ini persiapan yang matang dilakukan dengan memenuhi syarat dan ketentuan untuk
melampauinya.
Pelaksanaan, untuk mewujudkan sebuah pilihan tentu harus melewati
tahap pelaksanaan, bahasa kerennya adalah eksekusi. Dalam mengeksekusi pilihan
tentu persiapan yang telah disusun dalam perencaan dilakukan secara nyata di
tahap ini. Menjalani langkah-langkah dan taat akan aturan dalam menjalaninya
merupakan kunci ekseskusi pilihan ini akan berhasil.
Namun ternyata, pada saat eksekusi berlangsung tak jarang rintangan
dan hambatan datang menghadang. Kadang pula hal-hal yang tak terpikirkan dan
terprediksi di awal datang tanpa diduga. Dalam hal inilah persiapan menghadapi
risiko harus dibuka lebar-lebar. Risiko manis siapa pun pasti akan bisa
menerima dengan baik, namun tidak semua orang bisa menerima risiko buruk yang
menimpa. Kesadaran diri akan sebuah risiko yang menimpa harus dibangun sejak
awal, bahkan sejak perencanaan mulai ditulis.
Kesadaran diri merupakan kunci sukses dalam menghadapi risiko
buruk. Menyadarkan diri bahwa ada sesuatu yang ada di luar diri yang bisa
melakukan segalanya. Manusia tak pernah punya kuasa kecuali Tuhan-lah yang
menghendakinya. Di sini, kunci itu harus terpasang. Mau bagaimana pun usaha dan
jerih payah kita dalam merencanakan dan menjalani piihan hidup, namun jika
Tuhan berkehendak lain, manusia tak akan berdaya apa-apa. Kepasrahan kepada
sang Khalik merupakan kunci kesadaran dalam menerima risiko.
Kesadaran harus dipupuk dan dibangun, jika tidak, manusia tak akan
bisa menjalani kehidupan ini dengan penuh nikmat dan syukur. Menyadarkan hal-hal
yang di luar kendali manusia itu merupakan hal pasti adanya. Sadar akan
kelemahan dan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan merupakan salah satu cara
menerima risiko dengan benar. Muncul kesadaran bahwa hal tersebut merupakan
salah satu akibat dari sebuah pilihan menyebabkan manusia mampu pasrah dan
tawakal terhadap garis hidup yang dilewati.
Tanpa kesadaran manusia akan hilang kendali. Kehilangan inilah akan
berakibat fatal bagi diri dan orang-orang sekitar. Maka, pupuklah kesadaran
akan sebuah risiko sejak dari awal, agar siap menghadapi akibat dari sebuah
pilihan hidup. Tak ada yang salah dalam menentukan pilihan selama ia berada di
jalan yang benar, namun risiko tak selamanya bisa sesuai dengan yang
diangankan. Memupuk kesadaran merupakan kunci sebuah penerimaan risiko
kehidupan, jadi bangun kesadaran dari awal sebelum risiko buruk menimpa dan
datang dalam kehidupan.
#30DWCday2
#30DWCjilid21
#30DWCjilid21squad6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar