Hidup ini tak hanya melulu berbicara untung dan rugi. Jika memang
keberuntungan yang selalu ingin didapat, maka bilik hidup yang lain tak pernah
terisi sama sekali. Padahal kehidupan selalu memiliki dua sisi, benar dan salah,
terang dan gelap, mudah dan susah, kaya dan miskin, untung dan rugi. Mereka berpasangan
dan karena itulah dunia menjadi sempurna dengan keberadaannya.
Hidup tak selalu berbicara material dan immaterial. Jika
hidup hanya sepanjang material saja, ia akan musnah seiring kemusnahan
jasad dan alam raya. Ada sesuatu yang akan kekal, yang akan terus menjadi
khazanah alam abadi. Hal itu adalah immaterial yang tak tertandingi oleh
tumpukan uang dan tak ternilai oleh gudangan harta.
Mengejar materi memang akan memberikan kesenangan dunia. Kesenangan
yang semua orang impikan. Upah, penghasilan, dan kekayaan. Uang terhitung,
penghasilan terbilang, dan kekayaan terdaftar. Semua menjadi suguhan kesenangan
yang semua orang ingin menyantap dan memilikinya. Ia menawarkan kesenangan
namun belum tentu memberikan kebahagiaan. Kesenangan itu akan terecap nikmat
dan bahagia jika mereka ada, datang, dan terindera.
Ada sesuatu yang akan membuat diri menjadi lebih nikmat dan
bahagia. Ia akan memberikan kenikmatan dan kebahagiaan tiada tara bahkan abadi.
Kenikmatan yang tak bisa diindera namun bisa terasa dan dirasakan. Ia merupakan
wujud immaterial yang tak akan membahas untung rugi, salah benar, ikhlas
pamrih dan sebagainya. Ia ada di kata khidmat, sebuah sosok yang tulus
mengabdikan diri tanpa pamrih apalagi berbicara untung rugi.
Berkhidmat bisa jadi melakukan sesuatu tanpa nalar logika umum yang
dianut banyak orang. Seorang nenek tua penjual pisang di pasar, ia rela
mengeruk hasil ladangnya untuk memberi makan yatim piatu yang telah ia pelihara
di rumahnya. Padahal jika melihat luar fisik sang nenek, ia pun merupakan
seseorang yang butuh bantuan. Itulah yang dinamakan berkhidmat, sang nenek mengkhidmatkan
diri untuk sesama tanpa akan berbicara untung dan rugi material. Ia hanya
yakin kebaikan yang ia perbuat pasti akan membuahkan kebaikan pula, jika tidak
sekarang, nanti, jika tidak pada dirinya, pada keluarga atau anak turunannya. Begitulah
orang berkhidmat.
Banyak sekali kisah khidmat orang lain yang bisa ditiru. Para pahlawan
tanah air, berkhidmat untuk negeri agar beroleh merdeka dari tangan asing
penjajah. Para relawan musibah berkhidmat dalam kemanusiaan untuk menolong dan
membantu. Mereka adalah contoh kecil khidmat yang telah menelurkan berbagai
macam kisah inspiratif. Mereka memang bukan orang sembarangan, mereka
orang-orang pilihan Tuhan. Orang-orang yang tidak hanya berpikir sisi untung
materi namun mereka adalah orang-orang yang berhasil memaknai dan menghayati
arti hidup dan kehidupan.
Orang-orang seperti inilah orang yang akan penuh hatinya dengan
kebahagiaan. Kebahagiaan yang akan melambungkan sisi hidup mereka di alam
keabadian. Mencatat dengan apik setiap khidmat yang mereka ukir dalam khazanah
amal baik. Kebahagian mereka tak dapat disandingkan dengan materi, terlalu
mahal untuk dicarikan pembandingnya karena ia bersifat abadi.
Kawan, hidup ini tak akan abadi, maka abadikanlah nama dengan amal
yang mengabadikan. Membantu, menolong, peduli terhadap sesama sekecil apa pun
yang dipunya bisa dikhidmatkan kepada sesama. Jika beberapa contoh di atas
merupakan khidmat dengan harta, nyawa, tenaga, waktu, dan perhatian, ada
khidmat lain yang ringan dilakukan. Senyum, saran, nasihat bisa menjadi khidmat
untuk yang lain. Berlemah lembut, bersopan santun, beramah tamah bisa menjadi
bentuk khidmat yang lain pula. Tak melulu materi di luar itu pun bisa dilakukan
selama itu bersifat dan berbentuk pengabdian dan penghormatan.
#30DWCDay15
#30DWCJilid21
#30DWCJilid21Squad6
#Pejuang30DWC
#akarmenulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar