Rabu, 25 Desember 2019

Menelusuri Khidmat



Hidup ini tak hanya melulu berbicara untung dan rugi. Jika memang keberuntungan yang selalu ingin didapat, maka bilik hidup yang lain tak pernah terisi sama sekali. Padahal kehidupan selalu memiliki dua sisi, benar dan salah, terang dan gelap, mudah dan susah, kaya dan miskin, untung dan rugi. Mereka berpasangan dan karena itulah dunia menjadi sempurna dengan keberadaannya.
Hidup tak selalu berbicara material dan immaterial. Jika hidup hanya sepanjang material saja, ia akan musnah seiring kemusnahan jasad dan alam raya. Ada sesuatu yang akan kekal, yang akan terus menjadi khazanah alam abadi. Hal itu adalah immaterial yang tak tertandingi oleh tumpukan uang dan tak ternilai oleh gudangan harta.
Mengejar materi memang akan memberikan kesenangan dunia. Kesenangan yang semua orang impikan. Upah, penghasilan, dan kekayaan. Uang terhitung, penghasilan terbilang, dan kekayaan terdaftar. Semua menjadi suguhan kesenangan yang semua orang ingin menyantap dan memilikinya. Ia menawarkan kesenangan namun belum tentu memberikan kebahagiaan. Kesenangan itu akan terecap nikmat dan bahagia jika mereka ada, datang, dan terindera.
Ada sesuatu yang akan membuat diri menjadi lebih nikmat dan bahagia. Ia akan memberikan kenikmatan dan kebahagiaan tiada tara bahkan abadi. Kenikmatan yang tak bisa diindera namun bisa terasa dan dirasakan. Ia merupakan wujud immaterial yang tak akan membahas untung rugi, salah benar, ikhlas pamrih dan sebagainya. Ia ada di kata khidmat, sebuah sosok yang tulus mengabdikan diri tanpa pamrih apalagi berbicara untung rugi.
Berkhidmat bisa jadi melakukan sesuatu tanpa nalar logika umum yang dianut banyak orang. Seorang nenek tua penjual pisang di pasar, ia rela mengeruk hasil ladangnya untuk memberi makan yatim piatu yang telah ia pelihara di rumahnya. Padahal jika melihat luar fisik sang nenek, ia pun merupakan seseorang yang butuh bantuan. Itulah yang dinamakan berkhidmat, sang nenek mengkhidmatkan diri untuk sesama tanpa akan berbicara untung dan rugi material. Ia hanya yakin kebaikan yang ia perbuat pasti akan membuahkan kebaikan pula, jika tidak sekarang, nanti, jika tidak pada dirinya, pada keluarga atau anak turunannya. Begitulah orang berkhidmat.
Banyak sekali kisah khidmat orang lain yang bisa ditiru. Para pahlawan tanah air, berkhidmat untuk negeri agar beroleh merdeka dari tangan asing penjajah. Para relawan musibah berkhidmat dalam kemanusiaan untuk menolong dan membantu. Mereka adalah contoh kecil khidmat yang telah menelurkan berbagai macam kisah inspiratif. Mereka memang bukan orang sembarangan, mereka orang-orang pilihan Tuhan. Orang-orang yang tidak hanya berpikir sisi untung materi namun mereka adalah orang-orang yang berhasil memaknai dan menghayati arti hidup dan kehidupan.
Orang-orang seperti inilah orang yang akan penuh hatinya dengan kebahagiaan. Kebahagiaan yang akan melambungkan sisi hidup mereka di alam keabadian. Mencatat dengan apik setiap khidmat yang mereka ukir dalam khazanah amal baik. Kebahagian mereka tak dapat disandingkan dengan materi, terlalu mahal untuk dicarikan pembandingnya karena ia bersifat abadi.
Kawan, hidup ini tak akan abadi, maka abadikanlah nama dengan amal yang mengabadikan. Membantu, menolong, peduli terhadap sesama sekecil apa pun yang dipunya bisa dikhidmatkan kepada sesama. Jika beberapa contoh di atas merupakan khidmat dengan harta, nyawa, tenaga, waktu, dan perhatian, ada khidmat lain yang ringan dilakukan. Senyum, saran, nasihat bisa menjadi khidmat untuk yang lain. Berlemah lembut, bersopan santun, beramah tamah bisa menjadi bentuk khidmat yang lain pula. Tak melulu materi di luar itu pun bisa dilakukan selama itu bersifat dan berbentuk pengabdian dan penghormatan.

#30DWCDay15
#30DWCJilid21
#30DWCJilid21Squad6
#Pejuang30DWC
#akarmenulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar