Keinginan
itu tak hanya sekadar ingin. Ia butuh janji lanjutan agar keinginan itu
terlaksana. Janji itu adalah komitmen. Komitmen merupakan janji diri untuk
melaksanakan atau melakukan sesuatu. Komitmen ini memang gampang susah. Ia selalu
ada dalam roller coaster yang bergerak naik atau turun, tergoncang atau
santai, tenang atau tegang.
Menerawang
komitmen di awal suatu kegiatan seperti akan mudah tertunaikan. Namun, jalan
tak selamanya mulus. Selain rasa mood, faktor kebuntuan, kejenuhan,
malas dan sebagainya banyak mewarnai rona komitmen yang sudah dibuat. Awalnya
terbayang akan berhasil dengan berbagai cara yang sama-sama dilukis di alam
idea. Perjalanan menapaki itu memang sama sekali tak mulus.
Untuk
menjaga komitmen agar bisa terjaga dengan baik memang butuh teman yang
mengingatkan. Teman yang sama-sama satu gelombang dalam memaknai dan menghayati
suatu komitmen. Seseorang yang dengan rela mengingatkan, mengajak, bahkan
menegur. Teman yang tanpa pamrih melakukan hal tersebut suka rela hanya karena
ada rasa batin yang sama dalam diri.
Teman
yang seperti sayang untuk dilupakan. Betapa tidak, mereka rela melakukan hal
yang mungkin orang lain akan abai akan hal itu. Teman yang tak memiliki rasa
ego tinggi sehingga tidak membiarkan temannya terlena begitu saja dengan
komitmen yang telah dibuat. Hargai teman seperti itu dengan minimal membalas
kebaikannya walau hanya dengan sekadar respon singkat atau emoji senyum.
Menjaga
komitman memang butuh teman yang mengingatkan. Teman yang tuluslah yang akan
mampu melakukan itu. Bukan untuk kebaikan dankeuntungan dirinya namun semata ia
paham bahwa manjaga komitmen itu penting bahkan bisa jadi wajib. Ia akan rela
berbagi waktu, perhatian, dan ilmu saat kebuntuan menjaga komitmen menerjang. Menyapa,
bertanya, menyemangati, bahkan memberikan solusi pasti akan ia lakukan.
Sangat
sayang jika harus kehilangan teman seperti ini, kecuali memang sengaja abai
akan komitmen yang dibuat lalu melupakan. Padahal menelantarkan komitmen tanpa
berpeluh untuk menjaganya adalah pukulan dan hukuman diri sendiri yang tak akan
pernah ada obatnya hingga ajal menjemput. Tak ayal janji adalah janji, jika tak
ditepati ia akan menggoreskan bilur luka dalam ingatan. Ingatlah janji untuk
berkomitmen. Kilas balik ke belakang saat badai buntu menerpa. Hormati kawan
yang senantiasa peduli akan komitmen yang telah dibangun. Serta jangan lupa
bahwa komitmen adalah janji yang berisi utang. Kembali balik ke masa awal
komitmen yang baru dibangun dan lakukan agar tak ada luka di kehidupan.
#30DWCDay14
#30DWCJilid21
#30DWCJilid21Squad6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar